I'm a Wife!
Lama rasanya tak meluangkan waktu untuk menulis. Padahal saya ini bukan orang yang punya kesibukan macam pejabat.
Sedikit cerita, akhir tahun kemarin, tepatnya 4 Desember 2016, saya resmi menjadi seorang istri. Istri dari seseorang yg tidak pernah saya duga, tidak pernah saya sangka. Yaa siapapun saya rasa tidak pernah tahu akan berjodoh dengan siapa, iya gak?. Desember menjadi bulan dimana saya memulai kehidupan baru. Sebetulnya percaya gak percaya sih, saya bisa menikah secepat itu dengan suami saya saat ini. Perkenalan kita memang tidak terlalu lama. Kami berkenalan sebagai rekan kerja di tahun 2015, lalu kami memutuskan menikah di 2016. Tapi ya balik lagi, jodoh gak ada yang tau! Saya aja gak nyangka, kalo suami saya itu orang jauh aka orang sebrang hehe.
Dulu, sangat dulu sekali, saya sering sekali berucap tidak ingin menikah dengan orang luar pulau, karena males mudik haha. Biasa urang sunda mah gitu, anaknya teh gak mau jauh dari keluarga, katanya. Tapi ternyata yaa yaa gitu deh, saya dapetin orang nan jauh dimato. Suami saya ini asalnya dari Jambi sana, tetapi dia ternyata blasteran. Blasteran Sunda dan Padang. Dan asal kalian tau, saya awalnya tertipu, tertipu sama wajah suami saya yg ternyata awet muda haha. Tebak coba berapa banyak perbedaan usia kami? Haha.
Suami saya bisa dibilang sangat mencintai sekali tentang seni, a loooooottttt!!!
Suami saya sering menyebut dirinya seorang Seniman. Saya akui, suami saya memang hebat. Saya saja suka sekali dengan semua karyanya. Dia bisa dibilang seorang pelukis. Karyanya jadi pajangan di ruang tamu rumah kami.
Rasanya ingin sekali berbagi cerita mengenai perjalanan rumah tangga kami. Nano-nano loh ternyata! Semua pernah kami alami, baik itu bahagia, senang, suka, duka, marah, sedih, dan masih banyak lagi. Setiap pernikahan pasti memiliki cerita yg berbeda deh kayaknya. Tapi satu hal sih yg kayaknya dialami oleh banyak orang menikah, yaitu penyesuaian. Bayangin aja semuanya berubah, dan kita benar-benar harus bisa beradaptasi dengan semua itu. Dan surprisingly, it's not easy!
Proses! Ya menurut saya semua itu proses. Kita dituntut buat sabar dalam segala hal. Gak mungkin dong segala kebiasaan kita sama banget sama pasangan kita. Nah ini dia yang harus kita terima, setiap orang itu berbeda. Jadi memang sangat dibutuhkan sabar dan penerimaan. Hehe. Saya juga masih belajar kok, sangat masih belajar. Apalagi perbedaaan usia kami yg cukup jauh, sehingga pasti anak jaman doeloe sama anak jaman zekarang beda banget hahahaha. (Sorry yaa suami, kamu tetap kekinian ko haha).
Sebenernya agak klise sih, katanya disaat kita memutuskan untuk menikah dengan seseorang, kita pasti sudah tau kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan kita harus bisa menerima itu semua. Daaannn itu tuh emang bener bangeeetttt!!!! Pokoknya inget koentji itu aja deh, harus nrimo. Nyang namanya si Ego tuh bener-bener harus dikeluarin aja dari geng Cinta haha, ganti deh sama si Sabar Sabarudin.
Suami saya pernah bilang, kalo salah yaa kita harus bisa mengakui kesalahan dan menerima masukan dari pasangan. Kalo kita salah ya kita harus bisa minta maaf duluan. Tapi percayalah, hal itu ternyata sulit, meskipun niat sudah sepenuh hati, tapi apadaya gengsi tetap di hati haha. Namanya manusia ya gak sempurna kan, jadi ya terus aja belajar, dan inget jangan sampe bosen hehe.
Banyak orang bilang kalo pernikahan itu seperti Roller Coaster. Ada kalanya naik menanjak, adakalanya turun drastis. Seperti itu pula kehidupan. Ada kalanya Allah memberi suka, dan Allah juga akan memberi duka. Allah ingin melihat apakah ketika nikmat menghampiri kita maupun duka yang menyapa, kita bisa tetap sabar dan bersyukur padaNya atau tidak.
Dan pernikahan itu bukan hanya menyatukan dua hati tapi juga dua tujuan, dua hasrat, dua impian, menjadi satu untuk berjalan bersama dalam satu jalan. Bagaimana berusaha saling melengkapi, saling menjaga, saling mengingatkan.
Ketika kita mencari pasangan yang benar-benar cocok, percayalah, kita tak akan mampu menemukannya sampai kapanpun, karena sesungguhnya kecocokan itu muncul ketika dua hati sudah bersatu, dan semua itu hanya ditemukan dalam sebuah ikatan pernikahan. Tsahhhh haha.
Dan percayalah, jodoh kita berbanding lurus dengan kita. Kita tengah menuju ke arahnya dan dia tengah menuju ke arah kita. Kita seperti apa nantinya, seperti itu pulalah jodoh kita nantinya. Katanya yaaa!
Percayalah disetiap pernikahan itu pasti akan ada ujiannya. Disetiap ujian pasti akan ada solusinya juga. Ingatlah selalu bahwa kalian saling mencintai, dan untuk menuju ke pernikahan, kalian sudah melewati berbagai macam persoalan yg akhirnya bisa kalian atasi. Jadi sebesar apapun masalahnya, hadapi dan cari solusi, sebanyak apapun kekurangan pasangan, maklumi dan terima. Hehe.
Kamu menikah dengan manusia.
Ada saja salahnya, ada saja lupanya.
Kalau marah, biarkan rasa marah itu datang tapi jangan sampai meradang.
Kalau kesal, biarkan rasa kesal itu berlabuh tapi jangan sampai tumbuh.
Hatimu juga butuh waktu.
Pasanganmu manusia, kamu juga manusia.
Teruntuk Suamiku tersayang, terima kasih sudah memilihku. Aku tau aku jauh dari kata sempurna, satu pintaku tetap menjadi seorang yg sabar, menerima dan mengajariku, selalu ingatkan aku, dan selalu memaafkanku jika aku salah.
Aku mencintaimu, Pak Arie! :)
Komentar
Posting Komentar